Kebebasan memilih itu untuk pertama kalinya digunakan oleh bapak dan ibu manusia, Adam dan Hawa, pada saat melanggar perintah Allah dengan memakan buah khuldi. Allah memberlakukan hukum-Nya dengan mengusir mereka dari syurga. Seketika itu Adam dan Hawa menyadari kekeliruannya, dan sepanjang hari memohon inayah ( pertolongan-Nya ) agar mereka diampuni dan dapat menyesuaikan kemampuannya dengan petunjuk- petunjukNya.
Fenomena ini memperlihatkan kepada kita, kendati manusia secara potensial diberi anugerah kemampuan menjadi khalifah, namun tidak semua dapat mengaktualisasikannya secara optimal. Pada sisi Allah terhadap hukujm-hukum yang telah ditetapkanNya yang disebut Sunnatullah.
Akan tetapi, diluar hukum-hukum Sunatullah terdapat juga kekuatan lain yang terbit dari kebijaksanaan-Nya yang disebut Inayatullah ( pertolongan-Nya ). Inayah Allah yang ditujukan oleh Allah kepada mereka yang benar-benar berdo'a kepada-Nya. Hal ini ditegaskan dalam alqur'an: "Jika hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku. Sesungguhnya Aku dekat. Aku memperkenankan doa seseorang apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah ia menjawab panggilan-K dan percaya kepada-Ku." ( QS. Al-Baqarah :186 )
Dengan penegasan ini, maka doa itu menjadi ajaran yang sangat penting. Bukan saja sebagai salah satu sarana pendidikan kejiwaan, tapi juga sebagai pintu terbukanya inayatullah untuk terjadinya beberapa peristiwa lain dalam kehidupan umat manusia. Misalnya dalam sejarah kenabian terdapat kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria yang tak henti-hentinya berdoa dan memohon, yang kemudian mereka dianugerahi seorang anak ( QS. Maryam : 48-49 ). Fungsi doa yang lain adalah untuk memberikan kesadaran tentang relativitas dan kelemahan manusia. Betapa pun seseorang telah memaksimalkan kerja berpikirnya untuk menghasilkan persiapan dan perencanaan yang matang demi keberhasilan usahanya, namun tak sedikit yang berujung dengan kegagalan. Di sinilah manusia memerlukan tempat bersandar bahwa sesungguhnya yang mampu membuahkan hasil hanyalah Allah. Nabi SAW bersabda ," Jika sesuatu menimpa dirimu, jangan mengeluh dan berkata, 'Andaikan tadinya aku melakukan ini atau itu !' Hendaklah ia berkata,' Beginilah kehendak Allah. Apa saja yang ia kehendaki, pastilah terjadi!' Ucapan seandainya hanyalah akan membuka jalan bagi tipu daya setan." ( HR. Muslim ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar