Senin, 24 Mei 2010

Diam Itu Emas

Sesungguhnya, diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam menjadi emas, tapi ada juga dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung pada niat, cara , situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya. Q mw jelasin neh sedikit ilmu yang q dapat dari orang-orang sebelum qu. Berikut qta liat jenis-jenis diam:

  • Diam Bodoh
Yaitu diam karena memang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini bisa karena kekurangan ilmu pengetahuan dan ketidak mengertiannya, atau kelemahan pemahaman dan alasan ketidakmampuan lainnya. Namun, diam ini jauh lebih baik dan aman daripada memaksakan diri bicara dengan sok tahu.

  • Diam Malas
Diam ini merupakan keburukan karena diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia enggan berbicara karena merasa sedang tidak mood, tidak berselera, atau malas. Kalau memang bermanfaat dan penting, maka rasa malas ini harus didobrak.

  • Diam Sombong
Inipun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel dengan dirinya. Dia menganggap lawan bicaranya memiliki tingkat intelektual dan status sosial yang lebih rendah, sehingga timbul perasaan kalau dia bicara akan mencemari wibawa dan menurunkan kehormatannya.

  • Diam Khianat
Ini diamnya orang jahat karena dia diam untuk mencelakakan orang lain. Diam saat dibutuhkan kesaksian yang menyelamatkan adalah diam yang keji. Dia memeng tidak berkata namun memberi makna mengiyakan sebuah kedzoliman.

  • Diam Marah
Diam seperti ini ada baiknya dan adapula buruknya, baiknya adalah jauh lebih terpelihara dari perkataan keji yang akan lebih memperkeruh suasana. Namun, buruknya adalah dia berniat bukan untuk mencari solusi tapi untuk memerlihatkan kemurkaannya, sehingga boleh jadi diamnya ini juga menambah masalah.

  • Diam Utama ( Diam Aktif )
Yang dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan perenungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa dengan bersikap menahan diri ( diam 0 maka akan menjadi maslahat lebih besar dibanding dengan berbicara.

Keutamaan Diam Aktif
  1. Hemat Masalah
Dengan memilidiam aktif, kita akan mengehemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah. Tidak akan ada yang salah paham, yang tersinggung,juga tidak akan menimbulkan pemusuhan dan kebencian.

2. Hemat dai Dosa

Dengan diam aktif maka peluang tergelincir kata menjadi dosapun kian menipis. Diharapkan pula kedudukan, disisi Allah SWT. Akan terjaga, terhindar dari kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan Allah SWT..., seperti kata-kata kemusyrikan, kemunafikan, atau perkataan dosa lainnya.

3. Hati Selalu Terjaga dan Tenang

Dengan menghemat kata melalui diam aktif, berarti hati akan terjaga dari riya, ujub, takabbur, atau aneka penyakit hati lainnya yang akan mengeraskan dan mematikan hati kita. Hal ini membuat kita lebih banyak waktu untuk berzikir dan tafakkur. Buahnya hati akan jauh lebih tentram.

4. Lebih Bijak

Dengan diam aktif berarti kita menjadi pendengar dan pemerhati yang baik, diharapkan dalam menghadapi sesuatu persoalan,pemahamannya jauh lebih mendalam sehingga pengambilan keputusan pun jauh lebih bijak dan arif.

5. Hikmah Akan Muncul

Yang tidak kalah pentingnya, orang yang mampu menahan diri dengan diam aktif adalah bercahayanya qolbu,memberikan ide dan gagasan yang cemerlang,hikmah tuntutan dari Allah Swt. Akan menyelimuti hati, lisan, serta sikap dan perilakunya. Bisa kita lihat tuch para ahli hikmah memiliki ciri khas yaitu banyak diam, banyak bertafakur, dan banyak berdzikir.

6. Lebih Berwibawa

Tanpa disadari,sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa tersendiri. Orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan. Hal ini akan efektif untuk menjaga kehormatan dan harga diri kita.

Jadi, diam aktif memiliki arti kesungguhan dengan kesadaran penuh untuk menahan diri dari keinginan berkata-kata,sesudah merenungkan akibat atau niat yang melatarbelakangi keinginan untuk berbicara. Namun,ia tetap memaksimalkan interaksi dengan untaian perkataan melalui perbuatan berupa kesungguhan mendengarkan dengan tulus, memperhatikan dengan seksama, juga memberikan respon yang tepat, hangat, cermat, dan padat makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar