Minggu, 13 Juni 2010

Menjinakkan Kesombongan Diri

Allah Swt telah menciptakan segala hal di dunia ini berpasang-pasangan. Panjang-pendek, gemuk-kurus, gembrot-langsing, jauh-dekat, besar-kecil, tinggi-rendah. Begitu pula kaya-miskin, pintar-bodoh, banyak imu-miskin ilmu, pejabat teras-rakyat biasa. Semuanya serba berpasangan.

Sejak awal Allah yang Maha Gagah menegaskan bahwa perbedaan itu bukan merupakan 'kelebihan' sejati seseorang atas orang lain. Sebab, sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa : taat kepada aturan-Nya baik perintah maupun larangan. Allah berfirman dalam Qs. Al Hujarat : 13 yang artinya " Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Dan karena itu pula, perbedaan tadi bukanlah bibit untuk melahirkan kesombongan manusia, melainkan merupakan sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah Rabbul 'alamin. Hemm...qu juga pernah baca dalam sebuah hadist Rasulullah SAW yang menyatakan " Sesungguhnya Allah itu indah, suka pada keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia." ( HR. Imam Muslim )

Hadist ini menjelaskan bahwa ada dua unsur yang terkandung dalam sebuah kesombongan yakni menolak kebenaran dan merasa diri lebih tinggi dengan merendahkan orang lain.


Sooo... mulai detik ini benih-benih kesombongan tidak boleh ada didalam diri kita, apalagi sebagai pengemban dakwah. Kesombongan dan keangkuhan sesungguhnya merupakan indikasi kelemahan diri sendiri. Kesombongan dan keangkuhan merupakan perbuatan yang jauh dari simpatik. Dahulu, iblis enggan tunduk kepada Allah SWT, disebabkan karena kesombongannya. Jadi, sombong atau 'ujub ?? No way !!.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar